Toksoplasmosis adalah suatu penyakit infeksi
protozoa yang disebabkan oleh parasit intrasel Toxoplasma Gondii. Apabila wanita terinfeksi pada masa hamil,
toxoplasmosis dapat menyebabkan malformasi kongenital berat karena protozoa ini
dapat menembus melalui plasenta ke janin. Infeksi yang terjadi pada usia
kehamilan kurang dari 8 minggu diperkirakan hanya 5 persen. Angka ini meningkat
hingga mencapai 80% seiring peningkatan usia kehamilan. Namun, kasus yang
paling berat justru terjadi pada akhir trimester pertama. Sejumlah besar bayi
tidak menunjukkan gejala infeksi menjelang kelahirannya. Namun, sepanjang masa
kanak-kanak, muncul kejang, defisit motorik dan kognitif, serta retardasi
mental. Efek yang paling parah adalah anomali otak, misal: anensefali,
hidrosefalus, mikrosefali, dan pengapuran intrakranial.
Toxoplasma
Gondii mempunyai 3 fase dalam
hidupnya. Dua fase yang pertama menyebabkan infeksi dalam tubuh pejamunya-hewan
dan manusia yang menelannya. Fase ketiga adalah fase seksual (memperbanyak
diri). Fase ini hanyalah terjadi pada tubuh kucing. Kucing menjadi terinfeksi
setelah ia memakan mamalia, seperti tikus atau cecurut terinfeksi, yang
kemudian mengeluarkan Oosit. Oosit ini dapat menular tiga hari setelah yang mengandung Oosit dapat tetap hidup
selama setahun. Manusia dapat tertular melalui kotoran kucing, tanah yang
terinfeksi, ingesti daging terinfeksi yang mentah atau tidak dimasak sempurna.
Kebanyakan individu yang terinfeksi toksoplasmosis tidak menunjukkan gejala.
Tanda dan gejalanya begi wanita hamil samar-samar, sama dengan gejala infeksi
mononukleosis, dengan penyerta sebagai berikut:
1. letih dan malaise
2. nyeri otot
3. demam
4. luka tenggorok
5. pembesaran kelenjar limfe pada serviks posterior
Apabila diketahui tes serologi wanita tersebut
negatif untuk mononukleosis, maka penapisan toksoplasmosis harus dilakukan.
Pemeriksaan serum yang dilakukan adalah IgM dan IgG dan diulang dalam tiga
minggu. Infeksi dini akan ditunjukkan oleh nilai IgM yang tinggi atau
meningkat, sedangkan nilai IgG bervariasi dari negatif hingga positif. Upayakan
tes ini dilakukan di laboratorium rujukan yang diakui keakuratannya. Para
tenaga kesehatan yang berinteraksi langsung dengan wanita hamil harus memahami
etul dua permasalahan potensial yang berkaitan dengan pemeriksaan serum
toksoplasma. Pertama tidak ada analisis kimia yang dapat menentukan dengan
pasti kapan infeksi toksoplasma terjadi. Kedua, pada populasi dengan angka
kejadian infeksi toksoplasma rendah, seperti di AS, hasil IgM positif besar
kemungkinan merupakan positif palsu. Setiap wanita hamil yang dicurigai
terinfeksi toksoplasma perlu segera dirujuk untuk menjalani pemeriksaan
ultrasonografi dan mendapat penatalaksanaan medis. Tujuan pemeriksaan
ultrasonografi adalah mendeteksi anomali janin, hepatomegali, asites, atau
kelainan intrakranial. Cairan amnion dan darah janin dapat digunakan sebagai
sampel untuk memastikan infeksi pada janin.
Terapi pada sebagian orang dewasa tidak
diperlukan, tetapi untuk wanita hamil mutlak diperlukan. Tujuannya adalah untuk
mengurangi dampak buruk penyakit pada janin. Obat-obatan yang biasa diberikan
oleh dokter adalah sulfonamida, pirimetadin, dan spiramisin. (Asuhan Kebidanan, Helen Varney Edisi 4)
Penyebab
Toksoplasma gonadii. Habitat T.
Gonadii yang dapat berada pada anjing, kucing, burung, ayam, kerbau, sapi,
babi, domba, kambing. Penyakit ini dapat ditularkan pada manusia. Manusia dapat
terkena infeksi jika menelan ookista yang mencemari makanan atau dengan cara
lain.
Gejala
Nyeri pada kelenjar limfe yang membesar,
dapat disertai pneumonia, polimiositis dan miokarditis, serta limfafengitis.
Jalannya penyakit akut atau menahun.
Cara penularan
a.
Daging mentah atau kurang
matang
b.
Buah/sayur mentah yang tidak
dicuci bersih
c.
Kontak dengan benda yang
tercemar
d.
Janin terinfeksi dari ibu
Hewan kucing
merupakan tempat utama bagi kuman tokso berkembang biak, sementara ditubuh
hewan lain dan manusia hanya merupakan tempat perantara saja. Seekor kucing
dapat menghasilkan 10 juta kuman tokso setiap hari selama 2 minggu. Kuman ini
dapat hidup lebih dari 1 tahun ditanah atau tempat yang lembab, akan tetapi
mudah mati jika disiram dengan air mendidih.
Pengaruh
terhadap kehamilan
a.
Penyakit dapat menular kepada
janin dengan akibat : abortus, partus prematurus, dan IUFD serta meninggikan
kematian neonatal. Dapat terjadi cacat bawaan: Hidrosephalus, mikrosephalus,
anensephalus, meningoensephalitis. Dan kelainan pada mata. Bahkan dapat
menyebabkan hidrop.
b.
Pengobatan yang tepat belum
diketahui. Obat-obatan yang diberikan adalah kemasan sulfa.
Penanganan
khusus
·
Konseling yang berkaitan dengan
infeksi toksoplasma, resiko terhadap fungsi reproduksi dan hasil konsepsi.
·
Dapat dilakukan secara rawat
jalan.
·
Selama kehamilan ibu diterapi
dengan spiramisin atau setelah kehamilan 14 minggu ibu diberi terapi dengan
pirimethamin dan sulfonamida. Gabungan dari obat pirimethamin dan sulfonamida
atau antibiotika spiramisin dapat menanggulangi infeksi dan menghambat
kelanjutan proses anomaly congenital (tergantung tahapnya)
·
Evaluasi kondisi antigen dan
titer immunoglobulin antitoksoplasma .
·
Upayakan persalinan pervaginam
dan apabila terjadi disproporsi kepala panggul yang disebabkan hidrosephalus,
lakukan kajian ultrasonografi ketebalan korteks untuk pilihan penyelesaian
persalinan untuk menangani toksoplasma gondii
Tidak ada komentar:
Posting Komentar