POLIHIDRAMNION
Polihidramnion atau disebut juga dengan hidramnion adalah keadaan
dimana air ketuban melebihi 2000 ml. Hidramnion akut adalah penambahan
air ketuban secara mendadak dan cept dalam beberapa hari, biasanya terdapat
pada kehamilan yang agak muda, bulan ke 5 dan ke 6. Hidramnion kronis adalah
penambahan air ketuban secara perlahan-lahan, biasanya terjadi pada kehamilan
lanjut.Diagnosis pasti bisa didapatkan dari pemeriksaan ultrasonografi
(USG).Insidensi hidramnion adalah 1% dari semua kehamilan.Biggio dkk (1999)
melaporkan dari Alabama, insisden hidramnion 1% diantara lebih dari 36.000
kehamilan.
Etiologi
Sampai sekarang penyebab hidramnion
masih belum jelas.Pada banyak kasus hidramnion berhubungan dengan kelainan
malformasi janin, khususnya kelainan sistem syaraf pusat dan traktus
gastrointestinal. Namun secara teori, hidramnion bisa terjadi karena :
- Produksi air ketuban bertambah
Diduga air ketuban dibentuk oleh
sel-sel amnion, tetapi air ketuban dapat bertambah cairan lain masuk kedalam
ruangan amnion, misalnya air kencing janin dan cairan otak anensefalus.
Naeye dan Blanc (1972)
mengidentifikasi dilatasi tubulus ginjal, bladder (vesica urinaria) ukuran
besar, akan meningkatkan output urine pada awal periode pertumbuhan fetus, hal
inilah yang meningkatkan produksi urine fetus yang mengakibatkan hidramnion.
- Pengaliran air ketuban terganggu
Air ketuban yang dibentuk, secara
rutin dikeluarkan dan diganti dengan yang baru. Salah satu cara pengeluaran
adalah ditelan oleh janin, diabsorpsi oleh usus kemudian dialirkan ke plasenta
untuk akhirnya masuk kedalam peredaran darah ibu. Ekskresi air ketuban ini akan
terganggu bila janin tidak bisa menelan seperti pada atresia esofagus dan
anensefalus.
Damato dan koleganya (1993)
melaporkan bahwa dari 105 wanita yang diteliti cairan amnionnya, ditemukan
hampir 65% dinyatakan hidramnion. Ada 47 orang hamil tunggal dengan satu atau
lebih mengalami kelainan kongenital.Diantaranya kelainan gastrointestinal,
sistem syaraf pusat, thorax, skeletal, kelainan kromosom (2 janin mempunyai
trisomi 18—Edward syndrome dan dua janin dengan trisomi 21—Down syndrome), dan
kelainan jantung.19 orang wanita hamil kembar.Hidramnion berhubungan dengan
kehamilan kembar monozigotik, hipotesis telah dibuktikan bahwa salah satu fetus
menguasai satu bagian sirkulasi dari janin lainnya, dimana fetus yang satu ini
mengalami cardiac hypertrofi dan produksi output urine yang meningkat.
Diagnosis
1. Anamnesis
- Perut terasa lebih besar dan lebih berat dari biasa
- Sesak nafas, beberapa ibu mengalami sesak nafas berat,
pada kasus ekstrim ibu hanya bisa bernafas bila berdiri tegak
- Nyeri ulu hati dan sianosis
- Nyeri perut karena tegangnya uterus
- Oliguria. Kasus sangat jarang terjadi. Hal ini terjadi
karena urethra mengalami obstruksi akibat uterus yang membesar melebihi
kehamilan normal.
2. Inspeksi
- Perut terlihat sangat buncit dan tegang, kulit perut
mengkilat, retak-retak kulit jelas dan kadang-kadang umbilikus mendatar
- Ibu terlihat sesak dan sianosis serta terlihat payah
karena kehamilannya
- Edema pada kedua tungkai, vulva dan abdomen. Hal ini
terjadi karena kompresi terhadap sebagian besar sistem pembuluh darah
balik (vena) akibat uterus yang terlalu besar
3. Palpasi
- Perut tegang dan nyeri tekan
- Fundus uteri lebih tinggi dari usia kehamilan
sesungguhnya
- Bagian-bagian janin sukar dikenali
4. Auskultasi
- Denyut jantung janin sukar didengar
5. Pemeriksaan penunjang
- Foto rontgen (bahaya radiasi)
- Ultrasonografi
- Banyak ahli mendefinisikan hidramnion bila index
cairan amnion (ICA) melebihi 24-25 cm pada pemeriksaan USG.
- Dari pemeriksaan USG, hidramnion terbagi menjadi :
Mild hydramnion (hidramnion ringan), bila kantung amnion mencapai 8-11 cm
dalam dimensi vertikal.Insiden sebesar 80% dari semua kasus yang terjadi.
Moderate hydramnion (hidramnion sedang), bila kantung amnion mencapai 12-15 cm
dalamnya.Insiden sebesar 15%.
Severe hydramnion (hidramnion berat), bila janin ditemukan berenang dengan
bebas dalam kantung amnion yang mencapai 16 cm atau lebih besar.Insiden sebesar
5%.
Weeks
gestation
|
Fetus
(gr)
|
Placenta
(gr)
|
Amnionic
fluid (ml)
|
Fluid
(%)
|
16
|
100
|
100
|
200
|
50
|
28
|
1000
|
200
|
1000
|
45
|
36
|
2500
|
400
|
900
|
24
|
40
|
3300
|
500
|
800
|
17
|
From Queenan (1991)
Diagnosa banding
- Gemelli (kembar)
- Asites (pengumpulan cairan serosa dalam rongga perut)
- Kista ovarium
- Kehamilan dengan tumor
Prognosis
Janin
- Kelainan kongenital
- Prematuritas
- Prolapsus tali pusat
Ibu
- Solusio plasenta
- Atonia uteri
- Perdarahan postpartum
Penanganan
Pada masa hamil
Pada hidramnion ringan tidak
perlu pengobatan khusus.Hidramnion sedang dengan beberapa
ketidaknyamanan biasanya dapat diatasi, tidak perlu intervensi sampai
persalinan atau sampai selaput membran pecah spontan.Jika terjadi sesak nafas
atau nyeri pada abdomen, terapi khusus diperlukan.Bed rest, diuretik dan air
serta diet rendah garam sangat efektif.Terapi indomethacin biasa
digunakan untuk mengatasi gejala-gejala yang timbul menyertai hidramnion.Kramer
dan koleganya (1994) melalui beberapa hasil penelitiannya membuktikan bahwa
indomethacin mengurangi produksi cairan dalam paru-paru atau meningkatkan
absorpsi, menurunkan produksi urine fetus dan meningkatkan sirkulasi cairan
dalam membran amnion. Dosis yang boleh diberikan 1,5-3 mg/Kg per hari. Tetapi
pada hidramnion berat maka penderita harus dirawat dan bila keluhan
terlalu hebat dapat dilakukan amniosentesis (pengambilan sampel cairan
ketuban melalui dinding abdomen).Prinsip dilakukan amniosintesis adalah
untuk mengurangi distress pada ibu.Selain itu, cairan amnion juga bisa di tes
untuk memprediksi kematangan paru-paru janin.
Pada masa persalinan
Bila tidak ada hal-hal yang mendesak
maka sikap kita adalah menunggu.Jika pada waktu pemeriksaan dalam ketuban
tiba-tiba pecah, maka untuk menghalangi air ketuban mengalir keluar dengan
deras, masukanlah tinju kedalam vagina sebagai tampon beberapa lama supaya air
ketuban keluar pelan-pelan.Maksudnya adalah supaya tidak terjadi solusio
plasenta, syok karena tiba-tiba perut kosong atau perdarahan postpartum karena
atonia uteri.
Pada masa nifas
Observasi perdarahan postpartum
Sumber :
Abdul bari, Saifuddin. 2002. Panduan
Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.YBPSP. Jakarta
Aria wibawa dept obstetri dan
ginekologi FKUI-RSUPN CM
Cunningham, F.G., Et all. 2005. William
Obstetrics, 22nd edition. Chapter 21 Disorders of Aminic Fluid
Volume.Pages 525-533. USA: McGRAW-HILL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar